Oleh: Makmun Aryadi
Sebuah judul artikel yang menggambarkan suasana menjenuhkan karena harus dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan tanpa kejelasan prolog yang mendasarinya. Kegelisahan yang seringkali dialami manusia bukanlah suatu hal yang wajar, akan tetapi suatu hal yang tidak pernah disadari oleh manusia ini sendiri.
Ary Ginanjar Agustian[1] dalam kesempatan menyampaikan paparan materinya mengatakan bahwa “Otak besar manusia menyimpan tiga pertanyaan besar, yang dimana, ketika pertanyaan ini tidak terjawab, maka manusia akan mengalami stress yang luar biasa dan berkepanjangan. Ketiga pertanyaan itu kalau diurai satu persatu adalah Siapa Aku?, Dimana Aku? Dan Akan Kemana Aku?”.
Tiga pertanyaan itulah yang mendasari kegelisahan dalam perjalanan hidup setiap insan. Yang pertama (Siapa Aku?), sebagai example, Pencarian jatidiri menjadi salah satu tendensi kenapa manusia itu harus bersosial?. Manusia akan kehilangan arah bahkan tujuan hidupnya dikarenakan belum menemukan jatidirinya.
Kedua, jawaban atas Dimana Aku? menunjukkan bahwasannya hal ini sarat akan kemajemukkan sosial, tensi psikologi dan perasaan yang bercampur mengupayakan pembentukkan karakter setiap individu. Dimana dia tinggal, disitulah dia membentuk karakter, pencitraan diri bahkan sampai pada kapasitas diri.
Ketiga, komentar mengenai Akan Kemana Aku?. Ada sebuah anekdot yang sering diperbincangkan oleh orang-orang barat[2], suatu ketika Robert Aisten bertanya kepada tuhan. Aisten bertanya; “Kenapa Kau ciptakan alam?”, tuhan menjawab “karena Aku ingin memperlihatkan betapa dashyatnya ilmu pengetahuan”. Lalu Aisten bertanya lagi; “Dan mengapa Engkau ciptakan alam?”, dan tuhan menjawab lagi; “Karena Aku ingin memperlihatkan betapa indahnya berinteraksi denganku”.
Dalam anekdot di atas mengandung makna; bahwa pertanyaan pertama memberi pengertian tentang ilmu pengetahuan dan dunia intelektual yang lainnya. Sedang pertanyaan yang kedua memberi pengertian tentang spiritual manusia yang harus dipenuhi juga. Kedua sisi tersebut memanglah harus dipenuhi secara seimbang oleh setiap manusia, karena jikalau tidak seimbang maka manusia tersebut akan menjadi labil dalam setiap aktifitasnya, baik cara berpikir maupun bertingkah-laku.[a]
Ketiga, komentar mengenai Akan Kemana Aku?. Ada sebuah anekdot yang sering diperbincangkan oleh orang-orang barat[2], suatu ketika Robert Aisten bertanya kepada tuhan. Aisten bertanya; “Kenapa Kau ciptakan alam?”, tuhan menjawab “karena Aku ingin memperlihatkan betapa dashyatnya ilmu pengetahuan”. Lalu Aisten bertanya lagi; “Dan mengapa Engkau ciptakan alam?”, dan tuhan menjawab lagi; “Karena Aku ingin memperlihatkan betapa indahnya berinteraksi denganku”.
Dalam anekdot di atas mengandung makna; bahwa pertanyaan pertama memberi pengertian tentang ilmu pengetahuan dan dunia intelektual yang lainnya. Sedang pertanyaan yang kedua memberi pengertian tentang spiritual manusia yang harus dipenuhi juga. Kedua sisi tersebut memanglah harus dipenuhi secara seimbang oleh setiap manusia, karena jikalau tidak seimbang maka manusia tersebut akan menjadi labil dalam setiap aktifitasnya, baik cara berpikir maupun bertingkah-laku.[a]
-----------------------
[1] Seorang Corporate Consultant Culture, dalam Leaders With Characters, (Agustus 2012) salah satu acara di Televisi Swasta Nasional.
[2] Ibid.
[1] Seorang Corporate Consultant Culture, dalam Leaders With Characters, (Agustus 2012) salah satu acara di Televisi Swasta Nasional.
[2] Ibid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar